Senin, 30 November 2015

Beginning Theory: Pengantar Paling Komprehensif Teori Sastra dan Budaya

Bagi para pembelajar sosial humaniora (sastra dan budaya termasuk di dalamnya), tentu akan menemukan danyak pendekatan, pemikir, maupun istilah yang dirasa membingungkan. Buku ini adalah buku awal yang sangat baik untuk berkenalan dengan istilah dan sebagainya tersebut.

Judul: Beginning Theory: Pengantar Komprehensif Teori Sastra dan Budaya 
Penulis: Peter Barry
Cetakan: Pertama, April 2010
Kategori: Teori/Kritik Sastra
Divisi: Jalasutra
Halaman: xvi 284 hlm
Ukuran: 15 x 21 cm
ISBN: 978-602-8252-31-7
Harga: 65200
Nett: 55000
 
 
Pengantar Penerjemah
Efi -Harfiyah Widiawati
 
Pertama kali saya membaca buku Peter Barry ini, pada tahun 1999, saya menemukan bahwa buku ini berbeda dari buku Teori Sastra lainnya. Bahasanya yang lugas dan sederhana membuat teori sastra menjadi tidak begitu “menakutkan”. Mungkin memang cara bertuturnya disesuaikan dengan judul bukunya, yaitu dimaksudkan untuk dibaca oleh pemula dalam dunia kesusastraan. Frasa awal dari judul asli buku ini, “Beginning Theory” sebenarnya menimbulkan kerancuan. Ia bisa berarti Teori untuk Pemula, namun ia juga bisa berarti Teori yang Permulaan. Namun mengingat bahwa buku ini diterbitkan sebagai rangkaian dari seri “Beginnings” yang diterbitkan oleh Manchester University Press, maka makna yang pertama lah yang lebih sesuai konteksnya. Ditambah lagi hal ini dikonfirmasi pula oleh Barry dalam pendahuluan buku ini. Karena itu buku ini menyajikan teori yang rumit dengan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu ada dimensi penerapan teori dan refleksi atas teori yang jarang sekali ditemukan dalam buku Teori Sastra lainnya.
 
Saat ini Peter Barry adalah dosen pada Aberystwyth University, jurusan English and Creative Writing. Pengalamannya mengenal sastra sebagai mahasiswa dan dosen, yang ia paparkan pada bagian Pendahuluan, menjelaskan alasan buku ini disusun dengan begitu ringan namun mendalam. Cara bertuturnya menunjukkan bahwa Barry bukanlah jenis pengajar yang berusaha menjadikan dirinya eksklusif dan tampak cerdas dengan cara berbahasa secara rumit dengan bumbu istilah-istilah sukar dan kalimat-kalimat yang melingkar seperti yang sering ditemukan dalam filsafat dan teori Sastra. Pengalaman saya sendiri saat pertama kali bersentuhan dengan dunia sastra agak berbeda dengan pengalaman Barry. Saat mengambil program S1 di jurusan Sastra Inggris, saya memiliki seorang dosen yang membuat Sastra dan Teori Sastra tampak begitu menarik, namun menakutkan. Walaupun saat itu saya sudah mulai diperkenalkan pada teori-teori mutakhir, cara dosen saya itu mengajar membuat saya selalu merasa bahwa saya tidak tahu apa-apa, bahwa intelektualitas saya “tidak cukup” untuk bisa memahami teks-teks sukar yang saya baca. Jika saja saat itu saya sudah menemukan buku Barry ini, tentu tidak akan saya biarkan dosen saya tersebut menjatuhkan mentalitas saya dan teman sesama mahasiswa lainnya, karena seperti yang dikatakan Barry ketidakmengertian yang Anda temukan saat membaca Teori Sastra bukanlah disebabkan oleh ketidakmampuan mental Anda dalam memahami (karena Anda tidak memiliki pemikiran filsafati dan kecerdasan), namun lebih seringnya disebabkan oleh cara teori tersebut ditulis dan dijelaskan. Peter Barry membuktikan konsepnya ini dengan menuliskan Teori Sastra dengan cara yang tidak membuat kita ragu, merasa bahwa kita kurang cerdas manakala kita tidak bisa memahami tulisannya.
 
Keahlian Barry untuk berbahasa secara gamblang dan mudah dipahami ini ditunjang oleh pengalamannya mengajar kelas Menulis, terutama esei sastra, di Universitas tempatnya bekerja. Barry terbiasa mendesain bahan-bahan yang membantu mahasiswanya dalam proses menulis. Barangkali eksperimentasinya dalam mendesain bahan dan dalam strategi mengajar inilah yang membuat Barry menambahkan seksi “Berhenti dan Pikirkan” dan “Yang dilakukan Kritikus” serta bagian yang membahas contoh penerapan dari teori yang dikaji. Bagian-bagian ini yang membedakan buku Barry dari buku Toeri Sastra lainnya yang pernah saya baca, yang kebanyakan hanya membahas teori namun jarang sekali membahas penerapannya. —

Perlu buku ini?
sms/telp/WA: 085752135999
email: pinilihlinuwih@gmail.com
bbm: 58457C44
sms/telp/line ID by number: 085729164325
kami juga hadir di Bukalapak.com , tokopedia untuk transaksi yang lebih terpercaya.

Roland Barthes: Membedah Mistos-Mitos Budaya Massa




Judul : Membedah Mitos-mitos Budaya Massa: Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol, dan Representasi
Penulis : Roland Barthes
Cetakan : Februari 2007
Tebal : 420  halaman
Ukuran : 15 x 21 cm
ISBN : 979-3684-61-5 
Harga: 83200
Nett: 70000
 
Deskripsi:
Buku ini memperlihatkan kepemurahan yang elok akan minat progresif Barthes terhadap makna (dia menyebutnya signifikasi) ihwal hampir segala sesuatu di sekitarnya, bukan hanya buku-buku dan lukisan seni tinggi, tetapi juga pelbagai slogan, hal-hal sepele, boneka, makanan, dan ritual pop (berlayar, striptease, makan, pertandingan gulat) dalam kehidupan kontemporer. (Edward W. Said) 
 
Inilah buku karya Roland Barthes yang paling banyak dibaca, yang memperlihatkan bahwa Barthes adalah analis yang paling jeli ihwal sosiopatologi kehidupan sehari-hari. Buku ini memiliki cakupan yang luas tentang berbagai praktik, peristiwa, dan objek budaya mulai dari foto, makanan di majalah hingga gagasan tentang serangan alien, dari gambar ikonik wajah Greta Garbo hingga cara bagaimana mobil, busa sabun, dan genre sastra diperjualbelikan kepada bublik dari liputan media tentang skandal tingkat tinggi hingga retorika politikus, dari ritual agama massa hingga dampak pameran seni pop, serta dari bahasa yang berseliweran di seputar peristiwa olahraga seperti Tour de France hingga refleksi puitis akan menara Eiffel. Dalam buku ini Barthes terus-menerus memainkan gagsasan alam/budaya (nature/culture) sebagai manifestasi perbedaan antara Universal/historis. Permasalahannya, keseluruhan mitologi budaya massa menyajikan wajah ideologis universalitas (kealamian) ketika sebenarnya mereka mempromosikan seperangkat gagasan historis/partikular.
Setelah membaca buku ini, Anda akan melihat kehidupan keseharian dalam suatu pemahaman baru. Barthes mengajari kita untuk tidak lagi melihat dunia dengan mata sang penerima pengakuan dosa, atau fisikawan, tetapi dengan mata manusia yang berjalan-jalan di kotanya tanpa horison apa pun selain tontonan semata di hadapannya, tanpa kekuasaan selain matanya sendiri. Dan, secara signifikan, ajaran yang dikemukakannya disuarakan secara unik karena bersifat sangat intim namun tidak pribadi, bertanggung jawab namun tidak suka mencampuri urusan orang lain, meyakinkan namun tidak menuduh. Barthes laksana Ariadne, sang putri Raja Minos dari Kreta yang memberi Theseus bola benang agar bisa keluar dari labirin setelah membunuh Monotaur. Boleh jadi benang yang Barthes berikan untuk menelesuri labirinan kota kita beserta kehidupan kesehariannya adalah paradoks yang tidak dapat kita harapkan dari pemikir lain, yaitu mengajak kita keluar dari labirin untuk kemudian masuk lebih dalam lagi. 
Need this book?
WA/sms/call: 085752135999
sms/call/line: 085729164325
e-mail: pinilihlinuwih@gmail.com

Minggu, 29 November 2015

Masyarakat Konsumsi

Zaman telah berubah. Kini, orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup (lifestyle), demi citra yang dibentuk oleh media, iklan, tayangan sinetron, infotainment, ajang pencarian bakat, gaya hidup selebriti, dll. Tidak begitu penting apakah barang tersebut berguna atau tidak nantinya.
Dalam masyrakat yang sedang bertumbuh, selalu menghasilkan dua hal: kemakmuran atau kemiskinan.

judul: Masyarakat Konsumsi
penulis: Jean P. Baudrillard
penerbit: Kreasi Wacana, Yogyakarta
spek: 24x15cmx1,5cm
berat: 200gr
 harga: 70.000
nett: 60.000 (belum ongkir)
dikirim dari Jogjakarta
Maka, buku ini perlu dibaca untuk memperkaya khazanah pembaca mengenai apa yang baik dan tidaknya untuk diikuti dari media masa, membuast kita lebih cermat, mungkin pemilih, tanpa perlu merendahkan satu sama lain.

sms/call/WA: 085752135999
bbm: 58457c44
instagram: @pinilihlinuwihbookstore
line ID: juraganpili/ 085729164325

Jumat, 27 November 2015

PIERRE BOURDIEU: Menyingkap Kuasa Simbol



PIERRE BOURDIEU
Menyingkap Kuasa Simbol
Fauzi Fashri
Cetakan I, 2014
Penerbit: Jalasutra
xxiv+216 hlm; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-8252-98-0
Buku ini ingin menelusuri kemampuan bahasa sebagai salah satu sistem simbol dalam mengonstruksi realitas seperti pada pembacaan yang dilakukan Bourdieu terhadap relasi bahasa dan kekuasaan. Karena dengan bahasa, kita mengkategorikan ataupun memasukkan perbedaan ke dalam kehendak untuk menguasai.
Kajian dalam buku ini berupaya melakukan pembacaan, penafsiran, dan pemahaman tentang tata kuasa simbolik menurut pemikiran Pierre Bourdieu. Topik-topik yang dipaparkan dalam buku ini meliputi:
· Eksplorasi terkait pertautan kekuasaan dan kekerasan dalam tata simbol
· Bahasan lintasan kehidupan Pierre Bourdieu dan aspek-aspek pemikirannya
· Uraian mengenai bahasa, pertarungan kekuasaan dan kekerasan simbolik
· Paparan pandangan kritis Bourdieu terhadap tata wacana neoliberalisme
· Catatan kritis atas pemikiran Bourdieu
DAFTAR ISI
Prakata Penulis v
Kata Pengantar Prof. Achmad Fedyani Saifuddin, Ph.D.
Membaca Teori Pierre Bourdieu ix
Daftar Isi xxi
Pendahuluan
Mengarungi Samudra Berpikir Pierre Bourdieu 1
Bab I 
Pertautan Kekuasaan dan Kekerasan dalam Tata Simbol 7
Kuasa Simbol dan Politik Kebenaran 10
Sistem Simbol dalam Tanya 19
Membaca dan Membongkar Simbol 21
• Hermeneutika 22
• Kekuasaan 25
• Kekerasan 30
Memosisikan Wacana dan Analisis 33
• Realisasi Bahasa sebagai Wacana (Wacana-Bahasa) 33
• Perubahan Wacana Tuturan Menjadi Wacana Tulisan 36
• Teks sebagai Inti Hermeneutika (Dunia Teks) 37
Bab II 
Pierre Bourdieu: Trajektori Kehidupan dan Proyek Pemikirannya 45
Hikayat Ide-Ide Pierre Bourdieu 47
Karya-karya Bourdieu 54
• Algeria 1960 55
• Distinction 57
• Homo Academicus 60
Program “School Of Thought” Pierre Bourdieu 64
• Mendayung di Antara Dua Karang 64
• Upaya Mengatasi Fenomenologi dan Marxisme 72
Bab III
Bahasa, Pertarungan Kekuasaan, dan Kekerasan Simbolik 89
Perkakas Konseptual Pierre Bourdieu 93
• Habitus 93
• Ranah (Field) sebagai Arena Pertarungan dan Perjuangan 105
Menebar Kata, Menuai Kuasa 116
• Sistem Simbol sebagai Instrumen Dominasi 117
• Bahasa sebagai Ranah Pertarungan 122
• Mendominasi ”Yang Lain” Melalui Kekerasan Simbolik 141
Bab IV
Tata Wacana Neoliberalisme 155
Menguak Mitos Neoliberalisme 158
• Sejarah Singkat Neoliberalisme 158
• Neoliberalisme: Paham yang Menjunjung Kebebasan dan Daulat Individu 161
Neoliberalisme: Program Politik yang Diilmiahkan 175
• Kedaulatan Pasar dan Penghancuran Struktur Kolektif 177
• Siapa yang Kuat, Dia yang Menang 183
Ketika ”Tangan Negara” Didikte Oleh Paham Neoliberal 185
Bab V
Penutup: Sebuah Warta Sederhana 195
Daftar Pustaka 203
Indeks 207
Tentang Penulis 213
KATA PENGANTAR
Memahami dunia seorang pemikir memang bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih lagi memahami mengapa seorang pemikir akhirnya menghasilkan sebuah karya yang menjadi manifestasi kondisi kemanusiaannya kala itu. Seorang pemikir, dalam berproses menghadirkan sebuah karya pastilah tidak bisa terlepas dari proyeksi kehidupan pemikir itu. Meskipun dalam kondisi psikologis yang stabil, materi karya yang ditemukan maupun dimunculkan secara historis adalah hasil dari proyeksi kehidupannya tersebut. Sebuah ide mungkin bisa muncul tiba-tiba. Akan tetapi ketika ia mulai digabungkan dengan pelbagai unsur tambahan lain, maka ia akan menjelma menjadi wujud lain pemikir tersebut. Material sebaru apapun, tidak akan bisa terlepas dari historis pemikirnya.
Buku ini merupakan edisi revisi dari cetakan pertama yang berjudul “Penyingkapan Kuasa Simbol: Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre Bourdieu.” Bourdieu merupakan pemikir sekaligus pelaku yang tak sekadar menjahit teks-teks teoretik, tapi juga menautkannya dalam aktivisme kehidupan.Memahami Bourdieu ibarat proses dialog antara penulis dengan diri Bourdieu maupun dengan ‘the Other’ yang dimengerti dalam arti luas baik latar kebudayaan, lintasan sejarah, dan lingkungan yang berada di sekelilingnya. Hal ini karena karya-karya Bourdieu cukup rumit, maka riskan salah tafsir terhadap pemikirannya. Upaya membaca oeuvre ini perlu dibarengi dengan sikap hati-hati—kehati-hatian yang sama dengan yang diterapkan Bourdieu dalam tulisan-tulisannya. 
Penerbitan buku ini tidak bisa dilepaskan dari bantuan banyak pihak yang telah ikut memberikan sumbangan berharga baik dalam proses maupun penyelesaiannya. Ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Achmad Fedyani Saifuddin yang telah menyempatkan waktu—di tengah kesibukannya—untuk menggoreskan kata pengantar yang refleksif dan mumpuni.
Ucapan terima kasih juga terarah kepada keluarga besar IMM Cabang AR. Fakhrudin Kota Yogyakarta, rekan-rekan aktivis lintas gerakan pada masa penulis terlibat menjadi aktivis pergerakan. Tak luput ucapan terima kasih penulis kepada sahabat-sahabat di Laskardust Community yang telah menanamkan ornamen persahabatan hingga sekarang: Bapak Husni Amriyanto—sesepuh Laskardust, Agung Gallery Pesta, Iyan Batam, Bowo, Udin, Rizal, Ipoel, Hendra Catsasul, Adinda Andre, David, Fuad, Miko, Patra, Samas, Pakar, dan Fajlurrahman Jurdi. Serta lewat dorongan menggebu-gebu dan bantuan dari Adinda Faisal, karya ini bisa hadir kembali. Penulis turut mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada beberapa lembaga dan forum yang telah berperan dalam merangsang intellectual exercise penulis: Maarif Institute, USC Satu Nama, MIM Indigeneous School, Civil Islamic Institute, Juxtapose, dan Republik Intitute. Kepada penerbit Jalasutra, terima kasih telah berkenan menerbitkan kembali karya ini.
Akhirul kalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih terdalam kepada kedua orang tua, Mak dan Bak yang telah mengorbankan separuh nafasnya bagi ananda. Kepada keluarga besar penulis; Kak Agus-Mba’ Ana, Yu’ Yanti-Kak Yusri, Kak Fajri-Teh Ani, Kak Zikri-Teh Dilla, Yu’ Rika-Mas Satria, terima kasih atas kehangatan kasih sayangnya selama ini. Kasih sayang tak terbatas ayah pada Ananda Zaim Arvin Kabir, buah hati yang menyegarkan jiwa penulis. Puncak segala syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah menuntun penulis lewat misteri cinta-Nya.[]
Tentang Penulis
Fauzi Fashri lahir di Pangkal Pinang, 17 September 1982. Menyelesaikan S-1 di Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sempat mengenyam pendidikan di UIN Sunan Kalijaga dan pascasarjana Departemen Antropologi UI. Terkenal aktif berorganisasi dan menulis sejak bangku kuliah. Pernah menjabat Ketua Umum IMM Cabang AR. Fakhruddin Kota Yogyakarta (2004-2005) dan pada 2006 menduduki posisi Sekretaris Umum DPD IMM DIY. Pernah berkecimpung di lembaga Maarif Institute dan Civil Islamic Institute serta menjadi pendiri lahirnya MIM Indigeneous School dan inisiator berdirinya Laskardust Institute. Tercatat sebagai Ketua Badan Pengkajian Strategis PP KAUMY Periode 2012-2015. Sekarang melanjutkan karier dalam bidang bisnis di PT. Bestindo Putra Mandiri—kontraktor di bidang Water and Waste Water Treatment. Untuk aktivitas intelektualnya, penulis terlibat sebagai Direktur Program Republik Institute.[]

Rabu, 18 November 2015

Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop





Judul : Media dan Budaya Populer
Penulis : Graeme Burton
Cetakan : 2012
Tebal : viii+226 halaman
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN : 979-3684-19-7
Harga Katalog (tidak termasuk pajak) : Rp 59.020,-
Nett: 50.000,-



Media dan Budaya Populer menggali pelbagai konsep sosiologis yang berkaitan dengan media. Buku ini berfokus pada kaitan antara teori dan praktik. Buku ini merupakan buku yang ringkas dan mudah dibaca mengenai topik sosiologi media bagi para peminat secara luas. 
Buku ini membahas sejarah media, teori-teori media massa, teknologi dan produksi media, serta budaya populer dan audiens. 
Graeme Burton adalah penulis terkenal dalam bidang kajian media. Dia penulis buku laris yang berjudul More than Words, Between Ourselves, dan More than Meets the Eye.
Daftar Isi 

DAFTAR ISI ~ v
UCAPAN TERIMA KASIH ~ vii
1. PENDAHULUAN ~1
2. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MEDIA MASSA?~9
3. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN BUDAYA POPULER?~31
4. MEDIA MASSA: INSTITUSI DAN KEKUASAAN ~57
5. PRODUKSI MEDIA DAN BERITA ~95
6. REPRESENTASI, RAS, DAN BUDAYA GENERASI MUDA ~135
7. AUDIENS, EFEK, DAN PERDEBATAN TENTANG KEKERASAN~175
BACAAN LANJUT ~ 215
BIBLIOGRAFI ~ 219
INDEKS ~ 223

========================
Perlu buku ini?
sms/call/whatsapp: 085752135999
bbm: 58457C44
line ID by number: 085729164325
IG: pinilihlinuwihbookstore